Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan
keesaan Allah. Dalam pengamalannya ketauhidan dibagi menjadi 3 macam yakni
tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi
syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh
seorang muslim.
Kedudukan Tauhid
dalam Islam
Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang
paling agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu
syarat diterimanya amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan
rasulullah.
Dalil Al-Qur'an
tentang keutamaan dan keagungan Tauhid
Berikut ini adalah dalil dari Qur'an mengenai keutamaan dan
keagungan tauhid, di antaranya adalah:
“ ...dan
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu. (An-Nahl 16:36) ”
“ Padahal
mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
(At-Taubah 9:31) ”
“ Maka
sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya
kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). (Az-Zumar 39:2-3) ”
“ Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. (Al-Bayyinah 98:5) ”
Perkataan Ulama
tentang Tauhid
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: Orang
yang mau mentadabburi keadaan alam akan mendapati bahwa sumber kebaikan di muka
bumi ini adalah bertauhid dan beribadah kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa
serta taat kepada rasulullah .
Sebaliknya semua kejelekan di muka bumi ini; fitnah, musibah, paceklik,
dikuasai musuh dan lain-lain penyebabnya adalah menyelisihi rasulullah dan berdakwah (mengajak) kepada selain Allah
Subhaanahu Wa Ta'aalaa. Orang yang mentadabburi hal ini dengan sebenar-benarnya
akan mendapati kenyataan seperti ini baik dalam dirinya maupun di luar
dirinya" (Majmu' Fatawa 15/25)
Karena kenyataannya demikian dan pengaruhnya-pengaruhnya
yang terpuji ini, maka setan adalah makhluk yang paling cepat (dalam usahanya)
untuk menghancurkan dan merusaknya. Senantiasa bekerja untuk melemahkan dan
membahayakan tauhid itu. Setan lakukan hal ini siang malam dengan berbagai cara
yang diharapkan membuahkan hasil.
Jika setan tidak berhasil (menjerumuskan ke dalam) syirik
akbar, setan tidak akan putus asa untuk menjerumuskan ke dalam syirik dalam
berbagai kehendak dan lafadz (yang diucapkan manusia). Jika masih juga tidak
berhasil maka ia akan menjerumuskan ke dalam berbagai bidah dan khurafat.
Pembagian Tauhid
1. Rububiyah
Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki,
merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberikan
manfaat, menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana
terdapat dalam Al Quran yang berbunyi:
“ Allah
menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (Az-Zumar 39:62) ”
Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada
seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti
kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya hanya karena
kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui
bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan
mengaturnya. Mereka hanyalah membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini
sebagaimana firman Allah:
“ Apakah
mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukah
mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini
(apa yang mereka katakan). (Ath-Thur: 35-36) ”
Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini
tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang
musyrikin Quraisy yang diperangi rasulullah mengakui dan meyakini jenis tauhid
ini. Sebagaimana firman Allah,
“ Katakanlah:
‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki Arsy yang besar?’
Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak
bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas
segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi
dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’
Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?' (Al-Mu’minun: 86-89) ”
Uluhiyah/Ibadah
Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak
ada sekutu bagiNya. "Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang
yang berilmu (juga menyatakan demikian).
“ Tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha
Bijaksana. ('Al 'Imran 3:18) ”
Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari
keimanan terhadap rububiyahNya. Mengesakan Allah dalam segala macam ibadah yang
kita lakukan. Seperti salat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap,
cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan
tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Allah semata. Tauhid inilah yang
merupakan inti dakwah para rasul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum
musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah mengenai
perkataan mereka itu
“ Mengapa
ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya
ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.(Shaad 38:5) ”
Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika
tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Allah semata. Oleh
karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Allah dan rasul-Nya
walaupun mereka mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.
Asma wa sifat
Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma'ul
husna) yang sesuai dengan keagunganNya. Umat Islam mengenal 99 asma'ul husna
yang merupakan nama sekaligus sifat Allah.
Tidak ada tauhid
mulkiyah
Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan
tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini
adalah istilah yang baru. Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah
kekuasaan Allah Azza wa Jalla, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan
Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan
hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah,
karena hukum itu milik Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak boleh kita beribadah
melainkan hanya kepada Allah semata.
“ Kamu
tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu
dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun
tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Yusuf 12:40)
0 comments:
Post a Comment