http://caraislam.weebly.com/ | ISLAM ITU INDAH |
Saturday, December 5, 2015
Hadits-Hadits Tentang Perintah dan Keutamaan Berdoa
Hadits-Hadits
Tentang Perintah dan Keutamaan Berdoa
Menurut bahasa do'a berasal
dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti
"Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari
sesuatu yang memudharatkan.
Adapun lafadz do'a yang ada
dalam Al- Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, (Q.S.Yunus:
106).
2. Perkataan atau Keluhan. (Q.S.Al
Anbiya: 15),
3. Panggilan atau seruan. (Q.S.
Ar- Rum: 52),
4. Meminta pertolongan.(Q.S.Al-
Baqarah: 23),
5. Permohonan. (Q.S.Al- Mukmin:
49).
Sejatinya, tujuan berdoa adalah
meningkatkan kedekatan diri kepada Allah SWT sekaligus untuk memperbaiki diri. Ibn Atha'illah dalam kitabnya Al-Hikam menjelaskan,
"Bagaimana engkau menginginkan
sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu dari
kebiasaanmu? Kita banyak meminta dan berharap pada Allah, tetapi sibuknya
meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal, kalau
kita meminta (doa) sembari berusaha untuk mengubah diri (ikhtiar), Allah akan
memberikan apa yang kita minta karena doa itu hakikatnya adalah pengiring agar
kita bisa mengubah diri kita."
Manfaat doa begitu besar dalam kehidupan
manusia. Dengan doa, kedamaian dapat diraih, semangat hidup dapat ditingkatkan,
dan emosi dapat dikendalikan. Dengan doa, ada harapan yang terbentang. Doa juga
menjadi penyejuk pada saat menghadapi musibah. Doa adalah tempat kembalinya
manusia setelah seharian melakukan usaha (ikhtiar).
Allah memerintahkan manusia agar berdo'a
dan merendahkan diri pada-Nya, serta menjanjikan akan mengabulkan doa dan
mewujudkan apa yang dipinta itu.
1.
Makna dan Hakikat Do’a
Arti do'a.
Do’a (الدُّعَاءُ) secara bahasa bermakna
permintaan, dan berdo’a berarti meminta. Sementara itu, makna do’a secara
syari’at adalah meminta sesuatu yang bermanfaat, dan meminta supaya dihilangkan
atau dijauhkan dari sesuatu yang membahayakan. (Majmu’ Fatawa
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 15/10, dan lihat Bada’i al-Fawa’id 3/835).
2 Jenis permintaan. Do’a tidak lepas
dari permintaan supaya dilimpahi kebaikan atau supaya dihindarkan dari
keburukan/marabahaya baik yang belum atau sudah terjadi. Sebab itu, Rasulullah صلى
الله عليه وسلم bersabda:
الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا يَنْزِلُ،
وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ
“Do’a itu bermanfaat baik untuk sesuatu
yang sudah turun atau yang belum turun.” (HR.
Hakim 6/70; dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’: 5721).
Jika kita memperhatikan do’a-do’a
Rasulullah صلى الله عليه وسلم, maka kita dapati do’a tersebut tidak lepas dari
dua perkara di atas, seperti do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم: اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Allah anugerahkan kepada kami
kebaikan di dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah: 201).
Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam
sebuah haditsnya juga berdo’a
:اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ
عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي
آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ
وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah perbaikilah agamaku karena
(agamakulah) yang memelihara urusanku, perbaikilah duniaku karena (duniakulah)
tempat hidupku (sekarang), perbaikilah akhiratku karena (akhiratkulah) tempat
kembaliku, dan jadikanlah hidupku semakin bertambah segala kebaikan untukku,
dan jadikanlah matiku waktu istirahat dari segala keburukan.” (HR. Muslim:
2720).
Terkadang permintaan dan perlindungan
terpisah. Dan masih banyak lagi do’a-do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang
menggabungkan antara permintaan kebaikan dan permintaan dihindarkan dari
keburukan, atau pada suatu waktu beliau meminta kebaikan secara tersendiri, dan
pada waktu lain beliau meminta dihindarkan dari keburukan secara tersendiri,
seperti meminta ketakwaan, meminta supaya dihindarkan dari sifat malas,
terlilit hutang, dan
sebagainya. Oleh karena itu, jika Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjenguk
orang sakit atau jika orang sakit datang kepadanya, beliau mendo’akan:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ
أَذْهِبْ الْبَاسَ وَاشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً
لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
“Ya Allah Tuhannya manusia, hilangkanlah
penyakit ini, dan sembuhkanlah karena Engkau maha menyembuhkan, tidak ada
kesembuhan melainkan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas.” (HR.
Bukhari: 5743 dan Muslim: 2191).
Demikian pula beliau mengajari orang
yang sakit untuk berdo’a, seperti Utsman
bin Abil Ashرضي الله عنه saat sakit dan datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم,
beliau memerintahnya untuk meletakkan tangan (Utsman) di tempat yang sedang
sakit, lalu beliau bersabda:
“Ucapkan
bismillah 3 (tiga) kali
lalu ucapkan do’a (di bawah ini) 7 (tujuh) kali: أَعُوذُ
بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ “Aku
berlindung dengan kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari buruknya sesuatu yang
aku jumpai atau aku khawatirkan.” (HR.
Muslim: 2202).
2.
Fadhilan dan Keutamaan Berdo'a
Do’a adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan
kepada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الدُّعَاءُ هُوَ
الْعِبَادَةُ “Do’a adalah ibadah.” (HR.
Abu Daud no. 1479, At Tirmidzi no. 2969, Ibnu Majah no. 3828 dan Ahmad 4/267;
dari An Nu’man bin Basyir).
Do’a
adalah sebab untuk mencegah bala’
bencana.
Do’a itu amat bermanfaat dengan izin Allah.
Manfaat do’a ada dalam tiga keadaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits
berikut,
« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ
لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى
ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى
الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً
نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan
do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar
kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera
mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan
[3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat
lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak
mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR.
Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya
jayyid).
Do’a
adalah sebab kuat dan semakin mendapatkan pertolongan menghadapi musuh.
Do’a merupakan bukti benarnya iman dan pengenalan
seseorang pada Allah baik dalamrububiyah,
uluhiyah maupun nama dan
sifat-Nya. Do’a seorang manusia kepada Rabbnya menunjukkan bahwa ia yakini
Allah itu ada dan Allah itu Maha
Ghoni (Maha Mencukupi), Maha
Melihat, Maha Mulia, Maha Pengasih, Maha Mampu, Rabb yang berhak diibadahi
semata tidak pada selainnya.
Do’a menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang
kepada Allah Ta’ala. Karena seorang yang berdo’a ketika berdo’a, ia berarti
meminta tolong pada Allah. Ia pun berarti menyerahkan urusannya kepada Allah
semata tidak pada selain-Nya.
Do’a adalah sebagai peredam murka Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ
عَلَيْهِ
“Barangsiapa yang tidak meminta pada
Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR.
Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
3. Hadits yang
berhubungan dengan fadhilah berdoa
Dari Ahmad dan Ash-habus
Sunan dari Nu'man bin Basyir bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya berdoa itu merupakan
ibadah, lalu dibacanya ayat yang artinya:"Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya
Ku kabulkan doamu itu'! Orang-orang yang menyombongkan diri hingga tak
hendak beribadah kepada-Ku sungguh mereka itu akan masuk neraka dalam keadaan
hina dina!" (Q.S.Al-Mukmin:
60).
Diriwayatkan oleh Abdur Razak dari Hasan:
"Bahwa para sahabat Rasulullah saw.
bertanya kepadanya: 'Di mana Tuhan kita itu'? Maka Allah pun menurunkan ayat
yang artinya: 'Dan seandainya hamba-hamba-Ku bertanyakan Daku kepadamu, maka
sesungguhnya Aku ini Mahadekat, Aku akan mengabulkan permintaan dari orang yang
berdoa, jika ia berdoa kepada-Ku" (Q.S.Al-Baqarah:
186).
Diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ibnu
Majah dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw.
bersabda:
"Tidak
satu pun yang lebih dihargai oleh Allah daripada doa."
Diriwayatkan Turmudzi daripadanya bahwa Rasulullah saw.
bersabda: "Siapa yang ingindo'anya dikabulkan Allah
Ta'ala dalam bahaya dan kesusahan, hendaklah ia banya berdoa dalam
kesenangan!"
Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dari Anas, firman Ilahi yang disampaiakan
Nabi saw. dari Allah:
"Ada empat perkara: salah satu
diantaranya adalah buat-Ku , satu lagi buatmu, satu lagi antara-Ku denganmu,
dan satu lagi antaramu dengan hamba-hamba-Ku. Adapun yang buat-Ku ialah bahwa
kamu tidak akan memperserikatkan Daku dengan sesuatupun. Dan yang buatmu, apu
juga kebaikan yang
kamu lakukan, akan Kuberi balasan. Mengenai yang antara-Ku denganmu, ialah
darimu berdoa sedang dari-Ku mengabulkannya. Kemudian mengenai perkara antaramu
dengan hamba-hamba-Ku bahwa kamu akan menyukai buat mereka, apa yang kamu sukai
buat dirimu sendiri!"
Dan sahlah hadits dari Rasulullaah saw.:
"Barang siapa yang tidak memohonkan
kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya!"
Diterima dari 'Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Tidak mempan sikap berhati-hati
terhadap takdir, sedang doa itu akan memberi manfaat, baik terhadap
hal-hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan sungguh, bala atau
malapetaka itu turun, lalu disambut oleh doa, maka bergulatlah keduanya sampai
hari kiamat."(Diriwayatkan oleh Bazaar dan Thabrani,
juga oleh Hakim yang menyatakan sanadnya sah).
Diterima dari Salman al-Farisi bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Tidak dapat menolak qadha kecuali
doa, dan tidak bisa menambah umur kecuali kebaikan." (Riwayat Thurmudzi yang menyatakannya sebagai hadits hasan lagi
gharib).
Diriwayatkan oleh Abu 'Uwanah dan Ibnu
Hibban bahwa Rasulullah saw.
bersabda:
"Jika salah seorang di antaramu
berdoa, hendaklah ia menunjukkan besarnya keinginan buat memperolehnya, karena
tidak satu pun yang dianggap besar oleh Allah."
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ
ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala
puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon
ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Artikel ini tentang Hadits-Hadits Tentang Perintah dan Keutamaan Berdoa.Blog ini dibuat KHUSUS sebagai Media PENGINGAT DIRI dan sarana berbagi pengetahuan agama dengan sesama. Silahkan menyalin atau menyebarkan isi dari Blog ini dengan mencantumkan sumbernya, semoga bermanfaat. “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR. Muslim). Apabila suka dengan postingan ini silahkan di Like dan Share dengan tidak lupa Komentar dan Masukannya.
0 comments:
Post a Comment